Profil risiko investasi – Belakangan ini, instrumen investasi seperti reksa dana dan saham menjadi semakin populer. Selain dapat menggandakan kekayaan, investasi dapat digunakan sebagai alat untuk persiapan masa pensiun.
Pada praktiknya, investor sering dilanda dilema dalam memilih instrumen investasi yang tepat, khususnya bagi generasi milenial yang merupakan investor pemula.
Wajar saja kalau Anda sering trial and error seluruh produk investasi sehingga dapat menemukan instrumen investasi yang cocok dengan profil risiko Anda. Namun, cara trial and error dirasa sudah ketinggalan jaman dan seringkali memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal.
Cara pertama dalam memilih instrumen investasi adalah cek profil risiko nasabah investor. Hal ini penting sebelum Anda menentukan dan memutuskan ingin berinvestasi di mana. Tim ngurusduit.com akan membahas profil risiko investor pada artikel kali ini.
Apa itu profil risiko investasi?
Profil risiko investasi adalah gambaran tingkat tolerasi investor terhadap risiko atau sejauh mana investor nyaman untuk menanggung risiko ketika berinvestasi dalam mencapai tujuan keuangannya.
Terdapat kata – kata bijak investasi, yaitu HIGH RISK, HIGH RETURN. Hal ini menunjukkan bahwa semakin berisiko suatu instrumen investasi, maka semakin tinggi potensi keuntungannya.
Namun perlu diingat! Walaupun semua orang ingin mendapatkan untung sebesar – besarnya, tetapi tidak semua orang siap untuk konsekuensinya.
Misalnya investor konservatif melakukan jual beli saham.Tiba – tiba market berbalik arah sehingga potential loss besar. Apabila investor tidak siap secara psikis, bisa saja aktivitas sehari – hari menjadi terganggu karena selalu memikirkan kerugian tersebut.
Jadi pilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko Anda.
Baca juga : Mengenal Jenis Jenis Reksa Dana – Pemula Wajib Masuk
Faktor Yang Mempengaruhi Profil Risiko
Profil risiko investasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu :
Pengetahuan
Semakin dalam pemahaman investor terhadap produk investasi, maka semakin tinggi risiko yang dapat ditanggung. Hal ini dikarenakan investor memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengurangi kesalahan yang seringkali dilakukan pemula.
Usia
Usia merupakan faktor utama yang mempengaruhi profil risiko investasi. Semakin dini kamu memulai investasi, maka semakin panjang waktu yang dapat kamu gunakan untuk berinvestasi. Oleh karena itu, orang muda cenderung lebih agresif daripada orang tua dalam berinvestasi.
Rentang Waktu
Seseorang dengan tujuan investasi jangka pendek akan memiliki preferensi instrumen investasi yang berbeda dengan tujuan jangka panjang. Dalam hal profil risiko investasi, investor akan lebih konservatif ketika melakukan investasi jangka pendek.
Kondisi keuangan
Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, maka kemampuan orang tersebut untuk menanggung risiko akan semakin besar. Apalagi jika Anda telah memiliki alokasi dana darurat. Maka dijamin Anda akan semakin agresif dalam mencapai tujuan keuangan Anda.
Kemampuan Investor
Kemampuan investor yang dimaksud adalah preferensi dari investor itu sendiri. Kemampuan ini dibagi menjadi tiga, yaitu konservatif, moderat dan agresif.
Kategori Investor
Berdasarkan profil risikonya, investor dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
Konservatif
Orang dengan profil risiko konservatif cenderung untuk menghindari risiko. Investor cenderung untuk memilih instrumen investasi yang aman dengan imbal hasil yang jelas, seperti deposito dan ORI.
Untuk variasi, investor juga dapat memilih jenis reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap. Sedangkan untuk instrumen berisiko tinggi seperti saham dan forex, cukup mengalokasikan 5 – 10% dari total dana investasi saja.
Moderat
Orang dengan profil risiko moderat lebih berani mengambil risiko dibandingkan dengan si konservatif. Namun, investor moderat tetap hati – hati dalam memilih jenis instrumen investasi. Dalam investasi reksa dana, Anda dapat mengombinasikan Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Reksa Dana campuran.
Agresif
Profil risiko agresif adalah orang dengan toleransi risiko yang paling tinggi. Investor seringkali disebut dengan risk taker karena berani untuk menempatkan sebagian besar dananya pada instrumen berisiko tinggi, seperti saham dan obligasi.
Ikuti kuis PROFIL RISIKO NASABAH untuk mengetahui preferensi Anda.