Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Emas

Saat ini emas telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Kita memanfaatkan emas untuk memproduksi peralatan elektronik dan peralatan medis, membuat perhiasan, dan instrumen investasi. Dikutip dari situs antam, harga emas di bulan April 2020 mencapai Rp 918.000,- per gram. Peningkatan harga emas mencapai 300% dibandingkan dengan 10 tahun, yang berkisar di harga Rp 391.000,- per gram.

Selain itu, emas juga dikenal sebagai safe haven sehingga banyak diperjualbelikan selama masa krisis dan resesi (baca juga : apa itu safe haven?). Saya sendiri sempat membeli emas di butik emas antam seharga Rp 763.400,- per gram atau untung sebesar 20% selama periode investasi 2 bulan saja.

Untuk itu tim ngurusduit.com telah melakukan riset mengenai faktor yang mempengaruhi harga emas sehingga Anda juga bisa mendapatkan keuntungan dari berinvestasi emas. Yuk disimak!

Faktor Yang Mempengaruhi Harga Emas

1. Cadangan Devisa

Saat ini, Bank Indonesia menyimpan cadangan devisa dalam bentuk mata uang (nasional dan valuta asing) serta emas. Ketika Bank Indonesia melakukan diversifikasi cadangan devisa, mengurangi mata uang dan memperbanyak emas, maka harga emas akan meningkat. Kenaikan harga emas terjadi karena hukum ekonomi sederhana, yaitu permintaan emas lebih banyak daripada penawaran.

Dikutip dari Bank Indonesia, cadangan devisa negara Indonesia tercatat sebesar 131,7 miliar dolar atau lebih dari Rp 2.000 Triliun pada akhir Januari 2020. Dilaporkan lebih lanjut oleh ceicdata.com, jumlah cadangan emas Indonesia mencapai 78,5 ton atau setara 4,149 miliar dolar. Nilai ini berkisar 2,5 – 3% dari total cadangan devisa Indonesia.

Meskipun demikian, dikatakan bahwa tidak ada ketentuan baku terkait berapa persentase emas yang perlu disimpan sebagai cadangan devisa oleh Bank Indonesia. Hal tersebut tergantung dari kebijakan masing – masing negara.

2. Kurs Dollar Amerika

Anda dapat terus memantau kurs dollar melalui search engine milik Google. Berdasarkan ilmu yang saya dapat ketika kelas CFA (baca juga : keuntungan menjadi CFA charterholder), dikatakan bahwa harga emas berbanding terbalik dengan kurs dollar. Semakin kuat kurs dollar, maka harga emas akan semakin turun. Namun ketika kurs dollar melemah, maka harga emas akan semakin naik.

Kok bisa begitu? Alasannya cukup simpel ya karena kita bisa membeli lebih banyak emas ketika kurs dollar melemah. Oleh karena itu, emas seringkali dipandang sebagai pelindung nilai kekayaan terhadap inflasi. Ketika inflasi naik, maka secara otomatis nilai emas juga akan naik.

3. Permintaan Global

Dikutip dari World Gold Council, kebutuhan emas untuk membuat perhiasan mencapai lebih dari 50% kebutuhan emas dunia pada tahun 2019 silam. India, China, dan Amerika merupakan 3 negara terbesar yang menggunakan emas untuk membuat perhiasan.

Selain untuk membuat perhiasan, 7,5% kebutuhan emas dunia terasosiasi dengan teknologi masa kini dan kebutuhan industri untuk memproduksi peralatan elektronik dan peralatan medis. Ketika kebutuhan emas untuk membuat perhiasan dan peralatan elektronik meningkat, maka harga emas juga akan meningkat.

4. Wealth Protection

Ketika kondisi ekonomi sedang tidak menentu, seperti masa krisis dan resesi ekonomi, maka banyak investor yang akan memilih emas karena harganya relatif stabil. Emas dipandang sebagai safe haven bagi investor ketika terjadi turbulensi ekonomi. Ketika instrumen investasi lainnya seperti harga saham dan harga obligasi turun, harga emas cenderung naik.

Emas dapat digunakan sebagai alat hedging untuk melindungi kekayaan Anda terhadap inflasi atau devaluasi mata uang. (baca juga : apa itu inflasi?). Selain itu, emas dapat diperjualbelikan dengan lebih mudah dibandingkan dengan komoditas lainnya sehingga Anda tidak akan memiliki kesulitan likuiditas.

5. Permintaan Investasi

Emas semakin populer dengan kemunculan exchange traded funds (ETF) yang menggunakan underlying logam mulia dan menerbitkan saham untuk diperjualbelikan. SPDR Gold Fund (GLD) adalah ETF emas terbesar karena mengelola 915 ton emas di akhir tahun 2019. Secara umum, permintaan emas sebagai instrumen investasi diperkirakan mencapai 25% dari kebutuhan emas dunia. Wow!

Baca juga : Mempertimbangkan Untung – Rugi Ketika Mengambil Tabungan Emas Pegadaian

6. Produksi Emas Dunia

Produsen emas terbesar di dunia adalah Cina, Australia, Rusia, Amerika Serikat dan Kanada. Indonesia menempati posisi ke-7 produsen emas terbesar di dunia. Jumlah produksi emas di dunia tentu saja mempengaruhi harga emas karena hukum permintaan – penawaran.

Kita perlu mengingat bahwa emas adalah sumber daya alam yang tak terbarukan. Jumlah emas di dunia tetap, sementara jumlah permintaan terhadap emas semakin meningkat. Apalagi produksi emas selama kurun waktu 2016 – 2020 tidak ada peningkatan yang signifikan.

Salah satu alasannya adalah karena emas semakin sulit untuk ditambang; penambang harus menggali lebih dalam untuk menemukan emas di perut bumi. Ini tentunya akan mempengaruhi harga produksi emas, sehingga harga jual emas tentu akan semakin meningkat.

Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai faktor yang mempengaruhi harga emas di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa :

  • Investor mengandalkan emas sebagai salah satu instrumen investasi dan terbukti harga emas terus meningkat selama 50 tahun terakhir.
  • Harga emas dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran.
  • Permintaan emas sebagai instrumen investasi terus meningkat, khususnya dengan kehadiran ETF.
  • Emas dapat dipergunakan sebagai alat hedging terhadap inflasi.
  • Tidak ada peningkatan produksi emas sejak tahun 2016

Semoga informasi ini berguna bagi Anda. Jangan lupa share aga orang lain juga mendapatkan manfaatnya.

Leave a Comment