Sejarah gojek – PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa adalah pendiri dari aplikasi gojek. Dimana aplikasi ini telah dinikmati masyarakat indonesia secara luas sekarang. Pengguna dapat mengunduhnya di playstore maupun appstore. Aplikasi gojek pertama kali dirilis pada tahun 2010 lalu dijakarta dan hingga hari ini telah diunduh lebih dari 50 juta kali, di dalam playstore.
Kini sudah lebih dari 50 kota di indonesia yang telah merasakan dan menikmati aplikasi gojek, bahkan tidak hanya di indonesia. Namun sudah melebarkan sayapnya ke beberapa Negara Asia tenggara lainnya, seperti Vietnam, Thailand, dan Singapura.
Tetapi dibalik sejarah gojek, pasti memiliki cerita yang panjang untuk mencapai kesuksesan tersebut. Seperti kita tahu, bahwa semua yang dikerjakan dengan kerja keras tinggi pasti akan mendapatkan hasil yang manis, dan itu dimiliki oleh PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa dengan aplikasi Gojek sekarang.
Sejarah gojek di indonesia
Gojek dibuat oleh warga Negara indonesia, yaitu Nadiem Makarim dan dia adalah lulusan program Master of Business Administration. Nadiem Makarim berhasil mendirikan Gojek dengan melihat dari pengalamannya selama hidup di ibukota. Dia melihat bahwa dijakarta selalu terjadi kemacetan, bahkan hampir setiap harinya.
Waktu itu Nadiem Makarim masih memiliki status Managing Editor diperusahaan Zalora Indonesia dan menjadi Chief Innovation Officer di Kartuku. Dari pengalaman Nadiem yang menggunakan jasa angkutan ojek, dia menyimpulkan.
Bahwa banyak waktu yang terbuang bagi para tukang ojek pangkalan yang setiap harinya hanya menunggu penumpang. Padahal jika mereka mau bergerak atau mencoba dengan layanan jemput bola, itu akan menambah pemasukan lebih bagi mereka.
Saat itu, profesi tukang ojek juga tidak banyak bahkan cukup jarang ditemukan di ibukota. Hanya pada tempat-tempat tertentu untuk mendapatkannnya. Akhirnya Nadiem, memutuskan untuk membuat aplikasi ojek berbasi online yang diluncurkan pada tanggal 13 Oktober 2010 lalu.
Pertama kali gojek berjalan, disini hanya baru memiliki 20 driver online yang dilayani dengan system pesan melalui call center. Namun 4 tahun berselang, Nadiem mendapatkan tawaran investasi cukup besar. Pasalnya aplikasi Uber telah meroket lebih kedepan dibandingkan aplikasi Gojek yang masih terbatas penggunaannya.
Tepatnya pada tanggal 7 Januari 2015, aplikasi Gojek akhirnya masuk kedalam platform Android dan iOS, kemudian mengganti system pesan call center dengan basis aplikasi yang lebih mudah dipakai banyak pengguna.
Investor Gojek
Sebelum dikenal menjadi sebuah aplikasi jasa transportasi online terbesar di Indonesia, Gojek Indonesia menerima tawaraan investasi dari berbagai investor, bahkan dari pihak asing. Investor-investor ini adalah sebagai berikut.
NSI Venture adalah perusahaan yang memberikan investasi pertama pada Juni 2015, tetapi tidak disebutkan berapa nilai investasi yang diberikan kepada Gojek Indonesia. Kemudian pada Oktober 2015, Sequoia Capital dan DST Global juga ikut memberikan investasinya di Gojek Indonesia.
Namun pada bulan Agustus, Gojek Indonesia secara resmi umumkan pembiayaan investasinya sebesar US $ 550 juta atau diperkirakan sekitar 7.2 triliun rupiah. Investasi ini berasal dari Farallon Capital, KKR, Private Market Capital Group, Warburg Pincus, dan termasuk mantan investor lainnya.
Dari Investasi inilah yang menjadikan Gojek Indonesia menjadi aplikasi mobile pertama di Indonesia yang mempopulerkan jasa transportasi berbasis online atau bisa dikatakan Unicorn. Unicorn merupakan bisnis startup yang harganya dapat mencapai US $ 1 miliar.
Aplikasi GOJEK dikabarkan memiliki nilai US $ 1,3 miliar atau jika diubah menjadi rupiah setara dengan nominal uang 17 triliun rupiah. Pada Januari 2018 lalu, melalui situs resmi Google mengumumkan secara resmi mendanai Gojek Indonesia. Ini adalah investasi awal Google di startup Asia tenggara.
Nilai investasinya sekitar US $ 100 juta dan jika berubah menjadi rupiah maka nilainya mencapai 1,3 triliun rupiah. Lalu pada Februari 2018, PT. Astra International memberi Gojek Indonesia investasi dengan jumlah US $ 150 juta atau setara dengan 2 triliun rupiah. PT. Astra International adalah salah satu perusahaan nasional yang terlibat dalam industri otomotif di indonesia.
Investasi tersebut tercatat sebagai investasi paling besar dalam sejarah berdirinya PT. Astra International. Di bulan yang sama, ada beberapa perusahaan lain yang juga ikut memberikan investasi besarnya ke Gojek. Diantaranya ada Djarum Grup melalui PT Global Digital Niaga namun tidak mempublikasikan nominal investasi yang diberikan ke pada Gojek Indonesia.
Perusahaan Akuisisi Gojek
Telah banyak upaya yang dilakukan Gojek Indonesia dalam mengembangkan aplikasinya untuk mencapai pertumbuhan cepat dengan beberapa pesaing serupa. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu mengakuisisi sejumlah perusahaan asing dan dalam negeri. Perusahaan yang diakuisisi oleh GOJEK adalah sebagai berikut.
C42 Teknik dan CodeIgnition
Perusahaan ini telah diakuisisi oleh Gojek Indonesia, dimana merupakan salah satu pengembang aplikasi yang berbasis di New Delhi, India. Akuisisi tersebut dilakukan pada bulan Februari 2016 lalu. Ini dikembangkan berkat bantuan Sequoia Capital sebagai salah satu penyumbang invesatasi di Gojek.
Kedua perusahaan telekomunikasi yang beroperasi di sektor teknologi ini memiliki kewajiban khusus untuk memperbarui sistem TI mereka untuk memulihkan basis pengguna GOJEK.
Pianta
Di bulan September 2016, Pianta telah diakuisisi juga oleh GOJEK. Pianta adalah perusahaan baru di India yang berfokus pada layanan perawatan kesehatan seperti terapi fisik, perawat, dan sampel uji laboratorium.
LeftShift
Di akhir 2016, GOJEK kembali mengakuisisi perusahaan keempat terbesar dari India. Perusahaan stratup ini khusus dalam bidang perangkat lunak seperti platform Android, iOS dan beberapa situs Internet.
Ponselpay
Selain menginginkan sebagai bagian dari layanan jasa transportasi online terbaik dunia, GOJEK Indonesia mau beralih menjadi perusahaan FinTech (Teknologi Finansial) melalui aplikasi GO-PAY. Inilah mengapa GOJEK mengakuisisi MVCommerce Ponselpay, sebuah lembaga keuangan terkemuka yang telah melisensikan e-money dari BI (Bank Indonesia) pada Desember 2016 lalu.