Perbedaan b2c dan c2c – Bagi pelaku bisnis pasti sudah tidak asing dengan kata B2B, B2C, dan C2C. dari ketiga istilah tersebut, sering dikaitkan sebagai penunjang aktifitas dalam menjalankan bisnis mereka. Ini merupakan satu langkah yang harus diambil oleh setiap pelaku bisnis.
Dimana mereka harus melakukan proses produksi, penjualan, pembelian, pertukaran, dan jasa yang mereka tawarkan kepada para calon costumernya. Melihat dari sisi yang lebih sempit, ini dapat diartikan menjadi cukup konteks. Dimana dalam sebuah perusahaan, pelaku bisnis harus mampu menghasilkan laba atau untung dalam setiap menjalankan bisnisnya.
Pada kenyataannya, langkah awal yang harus dipahami secara dasar adalah semua pelaku bisnis startup wajib mengenal perbedaan B2B, B2C, dan C2C. hal itu, untuk mendorong bisnis startup yang dijalankan untuk dapat lebih berkembang kedepannya.
Memahami tujuan dan kepentingan dalam bisnis
Setiap bisnis startup pasti memiliki tujuan dan kepentingan yang ingin dicapai. Bahwa semua dari tujuan itu tetap berawal dari sebuah pelayanan yang dibutuhkan oleh pelanggan dan disini bisnis startup akan mendapatkan laba dengan mudah.
Mulanya mungkin seseorang mencoba menjalankan sebuah bisnis startup hanya karena mendapatkan sebuah peluang baik yang ditawarkan oleh beberapa perusahaan atau jasa dari orang lain. Namun terkadang juga dapat dipengaruhi oleh rasa ingin membuat sebuah produk sendiri dan menjualnya dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan perusahaan lain.
Itulah yang akan mendorong bisnis startup mendapatkan untung atau laba lebih mudah dan terbuka. Karena disatu sisi akan menguntungkan bagi konsumen untuk mendapatkan barang impiannya, namun tetap memberikan laba bagi pelaku bisnis startup tersebut.
Tetapi dibalik itu semua, ada beberapa pihak terkait yang memiliki kepentingan dalam bisnis, diantaranya pemilik (owner), karyawan (employee), kreditor (creditor), pemasok, (supplier) dan pelanggan (customer).
Ketahui jenis-jenis bisnis stratup
Dalam menjalankan bisnis startup , ini terbagi menjadi beberapa jenis. Disini para pelaku bisnis harus pandai dalam menentukan tujuannya. Itu ditekankan agar kedepannya tidak salah dalam mengambil keputusan maupun memiliki tujuan yang pasti. Bisnis ke Bisnis adalah bisnis yang dilakukan secara elektronik atau fisik dan berlangsung antara cabang-cabang perusahaan.
B2B adalah penjualan produk atau layanan yang ditawarkan oleh satu perusahaan dan ditunjukkan untuk perusahaan lain, bukan untuk pelanggan. Misalnya, Anda memulai bisnis toko kelontong dan menjualnya ke restoran atau pelaku bisnis kuliner. Ini disebut B2B karena bisnis atau layanan Anda adalah untuk perusahaan milik orang lain, bukan langsung ke individu atau grup.
Berbeda dengan Bisnis ke Bisnis, Bisnis ke consumer adalah perusahaan yang menyediakan layanan atau penjualan barang atau jasa kepada pelanggan atau grup dengan cara langsung kepada mereka. Dengan kata lain, jenis bisnis ini berhubungan langsung dengan pelanggan dan bukan dengan perusahaan atau bisnis milik orang lain.
Misalnya, Anda menjalankan bisnis toko kelontong. Ketika Anda menjual produk individual untuk pelanggan, bisnis ini masuk dalam jenis B2C. Namun, jika Anda menjual banyak barang ke perusahaan lain, bisnis Anda masuk dalam jenis B2B. Secara umum, hampir semua produk B2C dapat disetarakan ke produk B2B. Namun produk B2B, lebih jarang digunakan oleh pelanggan.
Perbedaan B2C dan C2C
Bisnis to costumer (B2C)
Model bisnis e-commerce relatif sangat sederhana, dimana pelaku bisnis disini akan menerapkan Bisnis to consumer(B2C). Dalam model ini, pelaku bisnis yang memiliki toko online menggunakan domain (alamat situs) melakukan layanan dan penjualan barang mereka secara langsung ke pelanggannya.
Itu artinya, bisnis ini akan dilakukan langsung dengan pelanggan, bukan perusahaan atau bisnis lainnya. Misalnya, Anda mempunyai toko kelontong. Saat Anda menjual barang ke pelanggan, maka Anda telah menerapkan jenis Bisnis to consumer(B2C).
Consumer to consumer (C2C)
Saat ini, pelaku bisnis dapat dengan mudah menerapkan model bisnis lain yang tidak mengganggu atau harus menyediakan platform pemasaran online seperti domain. Dimana pelaku bisnis dapat menerapkan jenis Consumer to consumer(C2C). Cukup sederhana dalam menjalankan jenis bisnis stratup ini, dimana jika ada seseorang yang ingin menjual mobil atau rumah miliknya.
Disini mereka cukup membuat iklan penjualan mobil atau rumah mereka di platform online dan itu khusus untuk target jual beli mobil atau rumah. Jadi ini sangat mudah dikerjakan, karena tidak perlu menyiapkan toko online. Dengan adanya jenis C2C, sekarang lebih banyak digunakan karena metodenya cukup sederhana.
Terimakasih kak, informasinya sangat bermanfaat bagi saya, sukses terus ya kak..
perkenalkan saya Nizhra Izdaharia dari ISB Atma Luhur